Welcome - Selamat Datang

Welcome to Serba Tempoe Doeloe webpage - Selamat Datang di webpage Serba Tempoe Doeloe.

In this webpage we try to give new perspective and also help youngster at this era to look at history and heritage of Indonesia. Fot that purpose, we try to give colourful and restoration image from Indonesia between 1890 - 1970 era.

Web page ini bertujuan untuk memberi persepsi baru dan juga untuk membantu generasi muda sekarang untuk melihat masa lalu dan peninggalan yang ada di Indonesia. Untuk tujuan itulah, kami mencoba untuk memberikan gambar yang telah direstorasi / diperbaiki dan diwarnai mengenai Indonesia di era 1890 - 1970.


Thomas Hudyono - Dalan Merhuli P.

Friday, February 25, 2011

Fort Vestenburg Surakarta at year 1870 - Benteng Vestenburg Surakarta 1870

Fort Vestenburg


Fort Vestenburg is one of colonialism era heritage, located at Gladak district at Surakarta - Central Java.
This building built at 1745 by order of Governor General Baron van Imhoff. This is as part of plan of the Ducth colonial goverment to watch over the ruler of Surakarta and also as military barrack. In front of this fort is Ducth Colonial Governor residence (now the administration office of Surakarta)

Benteng Vastenburg adalah benteng peninggalan Belanda yang terletak di kawasan Gladak, Surakarta.
Benteng ini dibangun tahun 1745 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff. Sebagai bagian dari pengawasan Belanda terhadap penguasa Surakarta, benteng ini dibangun, sekaligus sebagai pusat garnisun.
Di seberangnya terletak kediaman gubernur Belanda (sekarang kantor Balaikota Surakarta) di kawasan Gladak.




The wall structure of the fort is form a square and on the corner contained a  structure called seleka (bastion).
The fortress surrounding by trench that serves as a protection and have bridge in front and rear doors. The building consists of several separate barracks with their respective functions in the military. In the center there is open field that use for troops in preparation and military ceremonial. After independence, the fort was used as a military headquarters to maintain independence. In the period 1970-1980's this building was used as military training sites and headquarters of Infantry Brigade 6 / Trisakti Baladaya Kostrad to Surakarta and surrounding areas.

Bentuk tembok benteng berupa bujur sangkar yang ujung-ujungnya terdapat penonjolan ruang yang disebut seleka (bastion). Di sekeliling tembok benteng terdapat parit yang berfungsi sebagai perlindungan dengan jembatan di pintu depan dan belakang. Bangunan terdiri dari beberapa barak yang terpisah dengan fungsi masing-masing dalam militer. Di tengahnya terdapat lahan terbuka untuk persiapan pasukan atau apel bendera. Setelah kemerdekaan, benteng ini digunakan sebagai markas TNI untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada masa 1970-1980-an bangunan ini digunakan sebagai tempat pelatihan keprajuritan dan pusat Brigade Infanteri 6/Trisakti Baladaya Kostrad untuk wilayah Karesidenan Surakarta dan sekitarnya.

But a pity that the fate of the fort is not as good as Fort Vredenburg in Jogjakarta. Once this structure owned by the private sector and was almost demolished to make shopping centre. Although eventually rescued by the solo.

Namun sungguh sayang bahwa nasib benteng ini tidak sebaik benteng vredenburg di Jogjakarta.Sempat dimiliki oleh swasta dan nyaris dirubuhkan untuk dibuat kompleks pertokoan. Walaupun akhirnya diselamatkan oleh masyarakat solo.

No comments:

Post a Comment